Wednesday 14 February 2018

Persiapan Pernikahan - "Semua akan baik-baik saja"


Hari selasa tanggal 13 Februari 2018 aku absen tidak masuk kantor karna ada jadwal fitting baju untuk hari pernikahanku yang kurang lebih sekitar 2 bulan lagi menuju hari H.
Aku pergi tidak berdua saja dengan calon imamku, tapi bersama dengan 4 orang lainnya. Tepatnya bersama 2 pasangan teman-teman kami yang akan menjadi pager ayu/bagus diacara pernikahan kami.
Mereka adalah Intan - Ardi dan Dading - Moudy.

——————————————

Pukul 10.00 aku bergegas untuk pergi ke rumah Akbar (calon suamiku) di daerah Sarijadi blok 2 dengan menggunakan ojek online. Aku tidak dijemput karna kami akan pergi menggunakan mobil dan menjemput teman lainnya.
Sesampainya di rumah Akbar, dia segera bersiap-siap untuk pergi juga.
Yaa begitulah, sebetulnya ini salah satu alasan kenapa biar aku saja yang datang kerumahnya. Kadang perempuan datang agar laki-laki bisa lekas bergegas jika ada janji keluar, tidak banyak malas-malasan. Jadi bisa agak bawel secara langsung untuk bersegera siap-siap daripada hanya sekedar bawel di chat. Bukan begitu, ladies?
Setelah benar-benar siap, akhirnya kami berangkat sekitar pukul 11.15 dan siap-siap menjemput Intan dirumahnya yang belokasi di Sarijadi blok 17.
Sesampainya disana Intan masuk mobil dan kita benar-benar siap untuk pergi menemui 3 teman lainnya, yakni Ardi, Dading dan Moudy.
Dading harus izin dari kantornya disalah saru cafe terkenal di kota Bandung dan menjemput Moudy pacarnya, sedangkan Ardi sedang rapat di sekolah tempat ia bekerja sebagai guru BK dan info yang kami dapat rapat akan selesai pukul 12.00 siang ini. Dan kami memutuskan untuk menunggu mereka bertiga.

——————————————

Selama perjalanan kami bertiga mengobrol dan merasa perut keroncongan karna memang sudah waktunya masuk jam makan siang. Sambil menunggu 3 teman lainnya akhirnya kita memutuskan untuk mengisi perut dulu di tempat makan dimsum di jalan jawa.

——————————————

Kami bertiga memesan cukup banyak aneka dimsum disana karna mengingat betapa laparnya kami. Tapi aku tidak bisa makan banyak, aku punya maag akut dan sedang kambuh, jadi mudah mual untukku jika makan terlalu banyak sekaligus. Aku harus makan sedikit tapi sering. Begitulah aku.
——————————————
Tepat setelah kami bertiga menghabiskan dimsum yang kami pesan, tak lama Dading dan Moudy datang menghampiri kami. Dading hanya memesan es teh manis saja karna mungkin dia hanya haus setelah perjalanan panas di kota Bandung siang ini. Terlebih Ardi ternyata sudah selesai rapat dan sudah menunggu di Cafe Rumah Panasdalam yang berada di jl. Ambon dan kami bersiap kesana untuk menjemputnya.
Rumah Panasdalam ini rumah kedua bagi Akbar, Dading, dan Ardi. Ah entah kenapa, mungkin karna memang mereka senang saja disana. Terlebih disana memang markasnya ayah Pidi Baiq sang penulis ciamik buku Dia adalah Dilanku 1990, dan mereka bertiga adalah “fruitchild”-nya ayah pidi.

——————————————

Akhirnya aku, Akbar dan Intan dengan menggunakan mobil pergi menuju Rumah Panasdalam untuk menjemput Ardi disusul oleh Dading dan Moudy menggunakan vespa merahnya Dading.
Sesampainya di rumah panasdalam, Dading dan Ardi memarkirkan motornya disana dan kami semua pergi bersama menggunakan mobil menuju tempat fitting di daerah yang cukup jauh dari tempat kami, yaitu Cibiru.

——————————————

Selama diperjalanan yang cukup panjang kami senang sekali berbicara banyak hal yang membuat kami tertawa dan senang. Hingga tak terasa kita sudah sampai di tempat tujuan.
Kami dipersilahkan masuk oleh teteh-teteh yang ada disana dan dipersilahkan duduk untuk menunggu rekannya yang memang sudah janjian denganku untuk fitting baju hari ini. Dia bernama teh Putri, aku panggil teh Puput.

——————————————

Tidak lama, akhirnya teh Puput datang menghapiriku dan langsung mengajakku ke lantai 2 untuk langsung memilih baju yang ingin aku pakai di hari pernikahanku nanti.
Aku disarankan oleh Teh Puput untuk mencoba salah satu baju akad terbaru yang dia namakan “Baju Raisa”. Dan hey, aku suka sekali baju ini.
Jujur saja, sebetulnya sudah dari jauh-jauh hari aku sudah memesan salah satu baju akad pilihan aku dan Akbar sewaktu pertama kali kesana berdua untuk booking tanggal. Tapi sayangnya baju itu ternyata sudah di book calon mempelai lain yang akan melaksanakan pernikahannya sehari sebelum tanggal pernikahan kami. Tapi, kemunculan baju akad yang baru ini akhirnya kami memutuskan untuk menggunakan baju itu di akad kami nanti. Akbar pun mencoba beskap untuk pasangan baju yang aku pakai.
Untuk baju resepsi untuk aku belum ada, tapi jas untuk Akbar sudah ada. Baju resepsi yang aku pilih masih di laundry, tapi katanya itu juga sudah di book oleh pasangan mempelai lain. Cukup sedih saat mendengar itu. Tapi teh Puput menyampaikan kepadaku bahwa ada baju baru yang masih proses jahit dengan warna senada dengan yang aku pilih sebelumnya. Akhirnya aku memutuskan untuk menunggu hasil baju resepsi baru itu yang diperkirakan akan selesai ditanggal 20 bulan ini. Mudah-mudahan cocok denganku.

——————————————

Harus kalian ketahui, rasanya senang sekali kami sudah ada di titik fitting baju pengantin setelah cukup banyak hal yang terjadi dalam hubunganku dengan Akbar.
Rasanya seperti baru kemarin aku mengenal sosok laki-laki ini, tau-tau sudah mau menikah saja. Alhamdulillah.

——————————————

Selesai semua fitting termasuk kedua pasangan temanku yang akan menjadi pager ayu/bagus, akhirnya kami pamit pulang setelah sedikit berbincang bercanda tertawa bersama teman-teman dan dilengkapi oleh teh Puput yang bergabung.
Kami pulang sekitar pukul 15.20, dan seperti yang kita tahu, lalu lintas kota Bandung di jam tersebut adalah jam dimana-mana macet. Ya tapi kita menikmati saja, meski lelah. Dan kulihat di bangku kedua mobil Intan terlelap kelelahan.
Kami memutuskan menuju rumah panasdalam untuk mengantar Dading mengambil motornya karna dia harus kembali kekantor untuk hanya sekedar ambil tas miliknya dan sekaligus mengantar Moudy yang hari itu ada kuliah di jam 18.00.
Akhirnya di mobil hanya tersisa aku, Akbar, Intan dan Ardi. Tujuan Ardi dan Intan selanjutnya adalah ke Baltos, salah satu mall di Bandung. Karna ternyata sudah ditunggu oleh mama Intan dan temannya karna akan membeli perlengkapan untuk persiapan Intan dan Ardi bertunangan di pekan depan.
Tadinya, Ardi akan berangkat ke baltos dengan menggunakan motornya sedangkan Intan biar denganku dan Akbar saja. Tapi Akbar memberi ide kepada Ardi.
“udahlah hayu ke baltosnya sama urang aja berempat bareng, ngambil motor mah gampang nanti”
Akhirnya kita berempat menuju baltos dengan suasana kota bandung yang sudah mulai gelap seperti akan turun hujan.

——————————————

Sesampainya di baltos, Ardi dan Intan langsung ke toko yang mereka tuju sedangkan aku dan Akbar memutuskan menunggu mereka di salah satu tempat makan di food court baltos yaitu the Kiosk karna aku dan Akbar sudah sangat lapar sekali.
Kami makan duluan tanpa menunggu Ardi dan Intan. Lalu aku menghubungi Dading untuk datang menyusul setelah mengantarkan Moudy ke kampus.
Cukup lama kami berdua menunggu sambil mengobrol ringan, akhirnya Dading datang dengan wajah laparnya dan tanpa waktu lama dia sudah memesan makanan. Dasar memang nih anak banyuwangi.
Tidak lama dari kedatangan Dading, Intan dan Ardi akhirnya datang juga. Merekapun langsung memesan makanan karna memang sama-sama lapar sepertinya.
Makanan datang tanpa waktu lama, mereka bertiga menyantap makanan yang mereka pesan.

——————————————

Hari sudah mulai gelap, dan benar saja Bandung di guyur hujan sore itu. Hujan yang cukup deras.
Posisi duduk kami dekat dengan jendela yang terbuka dan kami berbincang sambil menghabiskan makanan yang sudah dipesan.
Saat hujan, mulai terasa sepoy sepoy angin bertiup ke arah wajahku melalui jendela. Ah ngantuk sekali, lelah fikirku.

——————————————

Setelah lama berbincang, sekitar pukul 19.00 akhirnya kami memutuskan untuk pulang. Dading memisahkan diri pulang karna dia datang sendiri dengan motor vespa merahnya. Sedangkan kami berempat tetap bersama untuk pulang.
Dijalan Akbar bertanya pada Ardi kemana lagi tujuan kita. Akhirnya kita memutuskan untuk ke tempat nyaman bernama Tambuhak di jalan surya sumantri.
Tentu dengan mengantarkan Ardi ke rumah panasdalam untuk mengambil motornya. Intan tetap dengan kami. Kami sepakat bertemu di Tambuhak yg lokasinya memang tidak jauh dari rumah Akbar dan Intan.

——————————————

Sampailah kami di Tambuhak, kami hanya memesan minuman saja. Aku memesan hot green tea latte yang sama dengan Ardi dan Akbar memesan Latte sedangkan Intan hanya membeli air mineral, karna dia merasa mual.
Kami memilih tempat duduk yang super nyaman untuk kami bersantai dan mengobrol. Kami mengobrol mengenai persiapan pernikahan.
Intan dan Ardi meminta pendapat mengenai persiapan pernikahan kepada aku dan Akbar karna memang mereka selain mempersiapkan untuk pertunangan mereka di pekan depan juga sekaligus mempersiapkan untuk pernikahan yang In Syaa Allah katanya akan dilaksanakan di bulan Syawal. Kami saling sharing mengenai hal-hal menyangkut persiapan pernikahan.

——————————————

Entah kenapa, obrolan mengenai pernikahan, mengenai rencana masa depan ini sangat aku sukai. Aku begitu bersemangat ketika sedang sharing mengenai hal tersebut.
Keasikan mengobrol, waktu sudah menujukkan pukul 22.00 dan kami memutuskan pulang ke rumah masing-masing.
Intan diantar Ardi, dan aku diantar Akbar menuju rumahku di daerah Ciumbuleuit.

——————————————

Akhirnya tinggal aku saja dan Akbar berdua.
“Udah lama ya gak berdua gini di mobil” katanya.
Iya, jadi kita kemana-mana pakai motor. Sekiranya memang masih bisa pakai motor kita hanya pakai motor, sudah lama memang kita gak pergi berdua dengan menggunakan mobil. Bukan apa-apa, lalu lintas Bandung sekarang tidak seperti biasanya. Bandung sekarang sedikit-sedikit macet. Males kan.

——————————————

Dengan badan yang sudah cukup lelah seharian ini berada diluar, kami berdua tetap mengobrol seperti biasanya di dalam mobil menuju perjalanan pulang.
Obrolan lebih ke serius tapi santai. Kita membicarakan perihal kepribadian dan pernikahan kita yang ternyata tidak terasa hanya tinggal 2 bulan lagi menuji hari H.
Ada yang paling aku ingat dan membuat aku cukup terkesan. Ah entah kenapa.
“Sudah tenang, sekarang tidak perlu ada lagi yang di khawatirkan.” seru Akbar kepadaku.
“paling cuma khawatir nanti gimana di hari H”
“ah tapi apa yang perlu di khawatirin yah, tenang ajalah yah semua akan baik-baik saja”
Begitu katanya.
Aku tersenyum sambil bilang.
“iya bismillah berdoa saja”

——————————————

Sesampainya aku dirumah, aku merasa tenang sekali ketika ia mengatakan “tak perlu ada lagi yang mesti di khawatirkan, semua akan baik-baik saja”.
Kata-kata itu terngiang, hingga aku memutuskan menuliskan ini.

——————————————

Terimakasih, semoga akan selalu.



Love,
Helda Kardyana

1 comment:

  1. Sampurasun Calon Pengantin Bandung!!

    Kini Balai Sartika Convention Hall, Buah Batu Bandung memiliki New Concept Design:

    FULL CARPET, FULL AC & CHANDELIER

    KELEBIHAN YANG DIDAPATKAN:
    1. Ballroom Full AC Central, 2 Standing AC depan pelaminan dan 6 standing AC di titik tertentu
    2. Gedung Full Carpet, Lampu Kristal
    3. Terdapat 4 Ruang Rias Full AC, Full Karpet dan kamar mandi
    4. Kursi 200 Buah & Sudah termasuk listrik 15.000 watt
    5. Service dari Wedding Organizer & Wedding Consultant HIS Balai Sartika
    6. Wedding Consultant Professional yang siap mendampingi Calon Pengantin
    7. Security, Free Parkir dan Akses Tol & Jalan Mudah
    8. Lucky Dip
    9. Paket Fleksibel dapat berubah sesuai kebutuhan Calon Pengantin
    10. Porsi Catering menyesuaikan kebutuhan Calon Pengantin


    Dapatkan juga spesial promo untuk booking bulan Oktober 2017!!!
    Untuk informasi lebih lanjut, silahkan hubungi :Zulfa (089611648377)

    ReplyDelete