Monday 18 December 2017

T R U S T

Percaya, iya aku pernah dan selalu percaya sepenuhnya terhadap seseorang itu.
Meskipun aku tau sejak awal, ada beberapa hal yang terlihat sudah sedikit merusak rasa percayaku.
Kemudian, kembali ada hal yang membuat rasa percaya ini rusak kembali.
Lalu, kumaafkan…

Masih hangat, masih membekas, masih menyakitkan. Hal yg membuatku hilang kepercayaan lagi lagi terjadi.
Ini begitu menyakitkan. Aku merasa dikhianati. Merasa mudah baginya.

Terkadang mudah memaafkan malah disalahgunakan di kemudian hari. Dijadikan alat untuk dia melakukan kesalahan yang sama. Dengan fikiran pendek “ah nanti juga dimaafkan lagi”
Sudah kewajiban mahkluk sosial untuk bisa memaafkan orang lain meski sulit, manusia haruslah mempunyai sifat pemaaf. Itu adalah bukti nyata seseorang mempunyai hati yang luar biasa besar. Bukankah berbesar hati adalah baik?

Persediaan maafku takkan pernah habis, bahkan mungkin mudah. Tapi jika terus menerus, rasa ini akan pelan pelan memudar. Berubah, berbeda.
Tak peduli seberapa jauh, hati manusia tidak bisa terus-menerus menopang rasa sakit. Ia akan menyerah dengan sendirinya, lambat laun. Rasa yg indah itu sudah dipenuhi luka atas tidak terjaganya rasa percaya. Terkhianati terus menerus siapa yang akan bertahan?

Sekarang mungkin tidak, tapi jika hati sudah benar-benar tidak bisa menopang rasa sakit itu, maka dengan tanpa pamit, aku bisa saja pergi.

Seseorang yang kupercaya itu menjadi seseorang yang semakin menunjukkan bahwa ia memang tidak bisa dipercaya.

0 komentar:

Post a Comment